Friday, May 31, 2013

Pelangi untuk hari ini dan Esok

"Nenek moyangku, orang pelaut.. 
Gemar mengarung, luas samudera..
Menerjang ombak, tiada takut..
Menembus badai, sudah biasa..

Angin bertiup, layar terkembang
Ombak menderu, di pantai karang
Pemuda b'rani bangkit sekarang
Ke laut kita beramai-ramai..."



Pagi ini laut memanggil, ada sebuah kapal yang membawa semangat besar, merapat di Pelabuhan Benoa.
Mengarungi laut Indonesia, mulai dari 9 Mei--10 Juni 2013, dari Jayapura, Papua sampai di Bali 31 Mei, kemudian berakhir pada 10 Juni di Jakarta.

Saya mengaku suka sekali dengan laut, tetapi sebenarnya pengetahuan dan kepedulian saya sangat sedikit.
Saya hanya suka jalan-jalan, menikmati keindahan terumbu karang dan ikan-ikan warna-warni.
Ingin sekali bisa berbagi, mengajak teman-teman untuk tahu, ada apa di bawah permukaan air.

Hari ini, saya berkenalan dengan Laskar Pelangi, tapi bukan versi Andrea Hirata, bahkan bukan manusia.
Laskar pelangi yang ini bukan tokoh impersonisasi, melainkan berbentuk sebuah Kapal Layar berkecepatan 7 knot, membawa sebuah semangat dan visi untuk berkampanye untuk Laut Indonesia.
Mendokumentasi dan mencoba untuk menanggulangi ancaman terhadap Laut Dunia, termasuk laut di Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar.

Satu kapal, berlayar mengelilingi dunia, menyebarkan semangat, merapat di pelabuhan-pelabuhan di seluruh dunia. Indonesia, Bali, merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap keanekaragaman hayati laut dunia. Saat ini, teman-teman dari berbagai komunitas, lembaga, dan pribadi, sedang berkumpul, mendiskusikan sebuah deklarasi yang bertujuan, untuk membuat "Laut Indonesia yang Terpulihkan, Sehat dan Terlindungi" 

Saya cuma bisa mendengarkan, menyerap, sembari menambah relasi, dan mungkin setelah ini, berpartisipasi, untuk memastikan bahwa keindahan bawah laut Indonesia ini, bisa saya nikmati kembali.

Mari kita pikirkan bersama, dan cek di
www.greenpeace.or.id/laut
mudah-mudahan menginspirasi, kemudian mengambil tindakan.

Niki, Denpasar - 31 Mei 2013









Thursday, May 16, 2013

Mengurai Rajutan Pelangi

Aku suka sekali dengan pelangi.
Ia warna-warni.

Aku suka sekali, berlari.
Merasakan angin di kedua belah pipi.
Aku suka sekali, melihat geligi, dengan lengkung di sudut bibir, senyum yang menggembungkan pipi.
Aku merindukan, rasa hangat di antara kedua belah kaki.
Yang membuat jantungku berdetak barararadumdum...
Aku ingat akan kecupan, jilatan dan hisapan, yang menghabiskan nafasku, walau aku tidak ingin berhenti.
Aku menikmati, saat dingin menusuk tubuhku hingga menggemeletukkan gigi, dan menderakkan sendi-sendi.
Aku tahu, aku berjalan tanpa arti, kesana kemari. Dan akan terus, sebelum aku mati.
Aku cuma ingin, berwarna-warni, seperti pelangi,
Sebelum kembali lebur menjadi putih.

Denpasar, 2013, Mei 16.

Mencoba berpuisi, terbersit karena buku berjudul "Unweaving The Rainbow" oleh Richard Dawkins. Juga terinduksi setelah membaca blog seorang teman yang bahagia hari ini.

Saturday, May 4, 2013

Wake up, time to greet the Sun

The sun is up, and it's time to go rollin'...

April, two thousand thirteen, twenty eight, Gili Lontar, Sekotong, Lombok Barat.
Waking up on a deserted island can be quite a thrill for some, and a scare for other. I prefer the prior, and the sense of adventure is growing within me. I am not a big enthusiast on outdoor survival, but we do have some times where we just have to gather all the available resources, and keep on going.

The pointy ball of spikes on the picture is Spinnifex grass, or some call it "rumput lari-lari", a tropical version of western movie Tumbleweed. It goes running when blown by the wind. Quite interesting to play with on the sand, with just a handful of people around.

The island itself is captivating, the white sands, clear blue water, crashing waves going on and on, the coral reef, and the fresh almost unpolluted air, and the cawing of seabirds. We spent a night there camping, making bonfire and all, grilling fishes, octopus, potatoes and shellfishes. IT's nice to get so close to the nature, that the beauty and silence almost choking you, in a good way. Because you have been exposed to way too many pollution and urban life. A getaway, you may call it. I prefer hugging the ripple,  caressing the sea urchins, schooling with the little green fishes and floating over the giant table coral.

I will post some more with more pictures and the whole story, meanwhile just enjoy the sun, wherever you are, because it is a privilege you can enjoy, only as much.

Niki, Denpasar 04 May 2013